KABARDAERAH.OR.ID, KARANGANYAR || Pasca Aksi pembakaran Al-Quran di Swedia, Polda Jateng melaksanakan silaturahmi dengan Tokoh Agama di wilayah Solo Raya.
Pagi ini Rombongan Kepolisian dari Polda Jateng yaitu Kompol Suwarji, Iptu Arif Budi Wibowo, Aiptu Agus Suwarno, Bripka Toni Setiawan, Brigadir Rizki Herdiansah mengunjungi kediaman Ustadz Syihabuddin Abdul Muiz Pendiri Ponpes Isy Karima. Rabu (22/02/2023).
Dalam silaturahmi tersebut, Ustadz Syihabuddin menegaskan bahwa dengan alasan apapun pembakaran Alquran tersebut tidak dapat dibenarkan namun masyarakat juga di himbau jangan mudah terpancing emosi.
Kasus pembakaran tersebut tidak usah digagas karena pelakunya orang sakit, masalah yang terjadi disana untuk diselesaikan disana sehingga kita bisa fokus dengan urusan masing-masing,” himbau Ustadz Syihabuddin.
Menurutnya, Peristiwa pembakaran Al Qur’an tersebut menjadi pancingan orang luar untuk mempengaruhi masyarakat Indonesia.
Kita sebagai orang Indonesia tidak usah menanggapinya dengan serius karena pembakaran tersebut bermuatan politis, “tuturnya.
Ustadz Syihabuddin sangat menyayangkan kenapa negara demokrasi kok melakukan hal tersebut, di Indonesia bukan hanya Alquran Injil-pun kalo dirusak umat ikut marah karena hal tersebut juga terkandung dalam Alquran.
Menghina mananggapi dengan menghina bukan sejatinya umat muslim dan insya Allah di kota Solo tidak menyikapinya dengan anarkis,”ucap Ustad Syihabuddin.
Ustadz Syihabuddin berpendapat bahwa saat ini adalah era Proxy War, yaitu sebuah konfrontasi antara dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan untuk mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.
Disisi lain Ustad Syihabuddin sangat senang atas kedatangan Rombongan Kepolisian dari Polda Jateng untuk bersilaturahmi dengan alim ulama karena hal ini dibutuhkan untuk saling menjaga kerukunan.
Dengan silaturahmi antara Alim Ulama dan Kepolisian nantinya akan semakin paham satu dan lainya mengenai keresahan-keresahan yang ada di masyarakat terutama umat Islam dalam menanggapi peristiwa pembakaran Al Qur’an di Swedia.
Atas peristiwa tersebut Kompol Suwarji berharap masyarakat di wilayah Solo Raya dapat menyikapi peristiwa tersebut dengan Arif bijaksana tanpa mengedepankan aksi-aksi kekerasan yang mengakibatkan terganggunya sitkamtibmas di wilayah Jawa Tengah.
Kedepan Kepolisian akan terus melaksanakan sambang dengan Tokoh Agama di wilayah Jawa Tengah untuk bersilaturahmi serta untuk menciptakan sitkamtibmas yang aman pasca peristiwa pembakaran Al Qur’an oleh seorang politisi anti-imigran bernama Rasmus Paludan di negara Swedia,” tutup Kompol Suwarji.(*)
Galih RM
Eksplorasi konten lain dari Kabar Daerah
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.